Langsung ke konten utama

Logika & Agama

          Pada Jumat, 16 Agustus 2019 tepatnya saat saya pertama kali belajar materi tentang Filsafat pada hari itu, dosen di kelas saya menjelaskan sedikit tentang devinisi/konsep filsafat itu sendiri, "filsafat adalah induk dari segala ilmu, mengapa? Karena jika ilmu di ibaratkan sebuah pohon yang besar, filsafat adalah akar tunggang yang memilki peran yang paling penting, namun hanya sedikit orang yang tau atau bahkan tidak tau sama sekali karena akar itu ada didalam tanah" tutur beliau kepada kami dikelas.
          Lalu beliau menjelaskan kembali tentang devinisi filsafat dengan lebih terperinci. Dan bahkan ada sebuah argumen beliau yang menggoyahkan iman kami semua yang ada di dalam kelas, kurang lebih seperti ini argumen beliau "apa kamu yakin tuhan agamamu itu benar? Apa buktinya jika? Dan jelaskan bagaimana devinisi agamamu itu?" Dan banyak lagi yang lainnya dan saya sudah lupa, namun ketika semua diam tidak bisa menjawab, beliau membuat kami yakin lagi dengan agama kami, dan saya juga lupa argumen beliau. Intinya beliau membuat kami berpikir keras, dan membuat kami sadar jika kita sangat mudah untuk di doktrin hanya dengan kata-kata seperti itu, itu artinya pikiran kita masih belum rasional dan menganut agama karena faktot keturunan saja dan warisan dari orang tua, bukan murni hasil keyakinan kita dan pemikiran kita.
          Beliau juga menyarankan agar kita bisa menemukan apa maksud dan rasionalisasi agama kita atau ilmu filsafat dari agama kita, karena ketika kita bisa merasionalkan agama kita, maka kita tidak akan lagi goyah walaupun dengan argumen profesor ateis sekalipun, karena memang kita sudah menemukan apa yang menjadi inti dari agama kita.
          Malamnya saya merenung dan memikirkan apa yang dikatakan oleh dosen saya, sambil ngopi dan ngobrol santai dengan kawan saya, kami mendiskusikan tentang masalah filsafat agama itu. Al hasil, pikiran saya menjadi semakin liar dan semakin gila hingga muncul pertanyaan "apakah tuhan memang ada?, Kok saya gak bisa nyentuh dia? Dan kenapa saya gak bisa liat dia langsung?"  Dan pada malam itu, saya dan kawan saya hampir menjadi ateis namun, alhamdulillah kami semua bisa menemukan jawabannya pada malam itu, dengan mengambil contoh otak dan angin, "kita tidak mampu melihat angin, namun bukan berarti itu tidak ada, namun pernyataan tersebut masih kurang kuat karena masih bisa dibantah oleh otak saya, yaitu dengan argumen seperti ini "kita bisa percaya adanya angin karena kita bisa merasakan angin tersebut". Lalu kemudian saya berpikir lagi lebih keras dan menemukan ilustrasi otak kita, kita tidak bisa melihat, dan menyentuh (merasakan) otak kita secara langsung. Namun bukan berarti itu tidak ada, dan bagaimana kita bisa percaya jika otak kita ada jika kita tidak bisa menyentuh dan melihat secara langsung. Namun lagi2 itu terbantahkan oleh pikiran saya sendiri "KAN SEKARANG ADA SISTEM X - RAY (RONSEN) yang bisa melihat wujud otak kita walaupun tidak secara langsung" dan akhirnya saya juga yang menemukan jawabannya sendiri, "otak dan tuhan adalah suatu ilustrasi yang sama ketika di ibaratkan, kita bisa tau adanya otak karena ada alat bantu ronsen, dan itupun wujudnya juga belum jelas atau masih abstrak dan kita tidak bisa lihat langsung, itu hanya alat bantu yang membuktikan jika otak kita memang ada, begitu juga dengan Allah (tuhan), kita tidak bisa melihat tuhan secara langsung, namun kita hanya di beritau sifat-sifat nya saja agar kita tau jika tuhan itu ada, dan satu-satunya cara agar kita bisa tau jika otak kita memang ada dan tuhan memang ada adalah dengan satu cara, yaitu memcahkan kepala kita, ketika kepala kita pecah otomatis akan terlihat otak kita dan kita akan mati dan bisa bertemu dengan sang pencipta yaitu tuhan kita.
          Dan berkat hasil kerja keras kami pada malam itu, alhamdulillah kami semua tidak jadi untuk murtad atau memilih ateis karena kami semua bisa merasionalkan agama bahkan tuhan kami, dan iman kami juga semakin bertambah dan keyakinan kami terhadap keberadaan tuhan dan kebenaran tentang keterangan agama kami mengenai Allah (tuhan) itu memang ada juga semakin meningkat, hikmah dari ngopi kami pada malam itu adalah jangan biarkan agamamu membatasi pemikiran atau akal sehatmu, karena sebuah rasionalitas harus tetap di tegakkan karena akan membuatmu semakin yakin kebenaran mengenai agamamu itu sendiri.
#bagikan jika menurutmu ini baik!

Komentar

  1. baik untuk remaja sekarang
    lanjudkan bakat smean kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas tanggapan dan dukungan anda kak
      😊🙏

      Hapus

Posting Komentar