Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Lucy Irigaray dan Feminisme Posmodern

Lucy Irigaray adalah salah satu tokoh post-feminisme, sebuah paham atau gerakan yang lahir sekitar tahun 1980an hingga sekarang.  Lucy Irigaray ini sendiri memfokuskan kajian feminismenya pada budaya dan bahasa, dirinya beranggapan jika bahasa yang sudah tercipta dan kita gunakan sehari-hari telah ditunggangi oleh kepentingan dari pencipta bahasa yang kebanyakan diisi oleh kaum laki-laki, sehingga bahasa menurut Lucy adalah belenggu patriarki terkuat yang tidak mungkin dilepaskan.  penjelasan disini Contohnya adalah kajian psikologi Sigmund Freud yang mengatakan jika peran wanita sebagai gender kedua tidak bisa dipungkiri, karena wanita tidak memiliki penis yang merupakan simbol superioritas. Disini sangat jelas, jika maksud penyimbolan "penis" sebagai bentuk kekuasaan yang jelas tidak akan mungkin dimiliki oleh kaum wanita, sebenarnya adalah proses penguasaan secara tidak sadar dan proses mempengaruhi agar kaum wanita mengamini hal tersebut dan menerima dirinya s

Wacana Analisis Kritis : Ilmu Ruwet!

* Alert! Agak membingungkan! Kita pasti sering mendengar kata wacana. Yah, kata yang sering diucapkan oleh teman kita saat merencanakan suatu hal dan pasti akan ada yang nyeletuk "jangan sampai jadi wacana ya, jangan wacana doang ya, pliss ntar wacana" dan lain sebagainya.  Arti kata wacana dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) sendiri memiliki arti percakapan atau komunikasi verbal atau sejenisnya. Namun seiring berkembangnya waktu dan semakin banyaknya yang menggunakan kata ini, akhirnya banyak yang me-sinonimkan kata wacana dengan rencana.  Yah, fatal memang, namun saya tidak ingin membahas tentang kengawuran ini, saya hanya akan membahas apa sebenarnya wacana dalam perspektif Sosiologi.  Wacana menurut Michel Foucault memiliki arti segala bentuk praktik sosial yang dilakukan, baik secara verbal ataupun non-verbal (contoh; bicara, bahasa, tulisan, kode, simbol, isyarat, dll).  Dalam usaha untuk menemukan kepentingan, arti, atau makna dari suatu "wacana

Fenomenologi : Aku Adalah Bos Akan Pikiran dan Prasangkaku Sendiri

Fenomenologi modern, pada umumnya dipengaruhi oleh Pemikiran Max Webber, yakni Verstehen atau fenomenologi Max Webber. Webber menjelaskan pada pemikirannya, jika setiap tindakan individu adalah rasional. Rasional yang dimaksud Max Webber dibagi menjadi 5.  Pertama, Rasionalitas Formal: didasarkan pada kalkulasi atau untung dan rugi.  Kedua, Rasionalitas Instrumental, yakni didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas dalam pencapaian tujuan.  Ketiga, Rasionalitas Nilai yang didasarkan pada hal yang dianggap baik, buruk, benar, salah, dan hal berbau normatif lainnya.  Keempat, Rasionalitas Tradisional: didasarkan pada hal yang telah dilakukan secara turun temurun (tradisi).  Rasionalitas Afektif: Didasarkan pada emosi/perasaan. Penjelasan Fenomenologi secara etimologi berasal dari kata “phenomenon” yang berarti realitas yang tampak, dan “logos” yang berarti ilmu. Sehingga secara Tujuan utama fenomenologi adalah mempelajari bagaimana fenomena dialami dal

Resensi Entrok: Coutane

Judul :  Entrok  Penulis: Okky Madasari Penerbit: Gramedia Pustaka Tahun terbit: 2010 ISBN: 978 - 979 - 22 - 5589 - 8 Dari judulnya saja sudah membuat mata pria seperti teman saya yang bernama Wahyu a.k.a Pambud pasti langsung terbelalak matanya. Pasalnya, dia sangat menyukai hal-hal yang menyangkut sastra perkelaminan seperti itu. Entah dia menganggapnya sebagai seni atau apa, tapi yang saya tau hanya dia suka sastra wangi.  Judulnya memang agak asing ditelinga kita yang modern sekali ini, karena kata entrok ini diambil dari istilah zaman dulu yang mengisyaratkan mengenai kain penopang payudara atau bra. Buku ini pada awalnya, dan memang yang ditonjolkan dari segi perjuangannya itu sendiri berkisah dari seorang perempuan bernama Marni yang menginginkan bra atau entrok. Akan tetapi, ibunya yang menentang karena dirinya hanya perempuan kelas bawah dan sebatas pengupas singkong pun menjadi alasan ibunya tak mengizinkan tekadnya. Namun, Marni tidak patah semangat dan terus berjuang.  Disi

Jangan Takut ke TPS, Takutlah Untuk Pergi Bekerja!

Fatwah halal pergi ke TPS dari pemerintah pusat pekan lalu juga sempat membuat saua tergelitik. Pasalnya, pemerintah semakin terlihat kebimbangan dan plin-plan nya setelah melakukan tarik ulur kebijakan yang memang secara kesiapan, pasti tidak akan siap karena ini merupaka insiden. Akan tetapi, tak lantas itu menjadi acuan oleh pemerintah, karena seharusnya pemerintah juga sudah memikirkan bagaimana konsekuensi yang akan diterima dalam setiap keputusan. Tentu saja semua memiliki resiko pada porsinya masing-masing, namun disinilah peran ahli untuk menangani masalah tersebut. Dan "memaksa" masyarakat untuk menyumbangkan suaranya pada pejabata-pejabat daerah, bukanlah keputusan yang tepat.  Alasan paling pertama dan utama adalah karena pandemi masih belum berakhir, bahkan terus melonjak jumlahnya. Angka-angka yang sudah terpasang di daftar satuan tugas (Satgas) COVID'19 nasional juga mengungkapkan adanya lonjakan yang cukup signifikan pasca pilkada serentak pekan

Manusia Adalah Hewan yang Berpikir

Manusia diciptakan dengan akal budi yang seharusnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan akal budi dalam kehidupan sehari-hari yang membedakan manusia dari binatang meskipun diklasifikasikan dalam Ilmu Biologi sebagai satu kingdom yang sama. Tidak heran jika sewaktu-waktu manusia yang dinilai beradab, bisa menjadi amat bengis bahkan bagi binatang sekalipun. Hubungan antar sesama manusia atau manusia dengan alam, bisa menjadi sebuah tolak ukur bagaimana manusia dinilai lebih beradab dari binatang.  Kenyataannya, bangsa yang dianggap paling beradab pun bisa berlaku lebih bar-bar dari bangsa yang dianggap tidak mengenal peradaban karena perlakuannya terhadap lingkungan dan sesama manusia. Misalnya saja era kolonialisme yang juga sebuah era yang dinilai menyebarkan kebudayaan beradab dari Bangsa Eropa nyatanya juga melakukan hal yang amat destruktif kepada bangsa-bangsa jajahannya. Mungkin modernisasi memang perlu bagi beberapa negara, tapi pembunuhan dan perusaka

Tuhan yang kecil

Awal kedatangannya, Islam dianggap sebagai agama yang adem ayem, mengayomi, adil (tak ada kasta seperti Hindu-Budha), dan tak mendiskriminasi.  Ulama zaman dulu, yang masih dipegang oleh wali songo, memikirkan bagaimana caranya agar umat manusia pada zaman dahulu masuk surga; melalui dakwah-dakwahnya yang tak menghakimi, membimbing mulai dari nol, dan melakukan pendekatan pengenalan Islam dengan halus. Seperti menggunakan kemenyan sebelum mengaji, berdakwah dengan media wayang kulit, dan kidung-kidung jawa. Berbeda dengan ulama sekarang yang kerap menceritakan kengerian siksa neraka, mudah berkata kafir dan menjustifikasi umat.  Dengan mudahnya kata kafir dilontarkan kepada saudara se-muslim mereka. Padahal, pada zaman nabi Muhammad SAW, kata kafir hanya digunakan untuk orang yang memusuhi dan tidak beriman kepada Allah SWT. Tapi sekarang, mereka mengkafirkan sauadara muslim mereka hanya karena melakukan suatu amalan yang mereka nilai bid’ah atau tidak sejalan denga

Paket Komplit COVID'19

Pandemi COVID'19 sudah menampakkan dampaknya yang begitu dahsyat sejak awal kemunculannya hingga sekarang. Satu persatu permasalahan sosial, ekonomi, hingga politik pun menjadi sedikit terganggu akibat pandemi COVID'19 ini. Pada sektor ekonomi saja, banyak problem yang dirasakan oleh banyak pihak. Mulai dari pemutusan hubungan kerja yang semakin menyebar ke daerah-daerah karena pengaruh dari kebijakan pembatasan sosial berskala besar, hingga yang terbaru adalah hutang Indonesia kepada IMF sudah mencapai 6.731 triliun pada tahun 2020 ini.  Hal ini tentu saja menjadi PR bersama, karena peran masyarakat yang ada dalam sektor perdagangan juga berperan dalam menyokong perekonomian negara. Untuk itu, negara memberikan stimulus dengan cara membagikan dana bantuan langsunh tunai hingga bantuan untuk usaha mikro, yang diluncurkan oleh dinas koperasi.  Pemerintah benar-benar dibikin pusing dengan pandemi ini, dimana pada awal usainya diterapkannya PSBB atau pembatasan sosial

Dari Ngalian ke Sendowo: Celoteh Nenek Dalam Perjalanan

Judul : Dari Ngalian ke Sendowo Penulis : Nh. Dini Halaman : 268 Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Cetakan ke-1 :  2015 ISBN : 978–602–03–1651–2 Benar perkataan Jhony English tentang usia senja yang berbunyi "tua akan memberimu kebijaksanaan", dan itulah yang saya lihat dari sosok Nurhayati Sri Handayani. Seorang sastrawan senior yang karyanya sudah cukup banyak, dan sayangnya saya baru membaca satu dari sekian banyak karyanya.  Jujur, saya kurang tertarik membaca karta beliau yang satu ini, karena mulai dari gaya kepenulisan, alur, dan juga sampul bukunya saja sudah mencerminkan seorang nenek-nenek 60 tahun yang seolah ingin bercerita dalam bukunya ini.  Buku bersampul rangkaian bunga dengan warna merah mudah ini membuat saya hampir terlelap dalam tidur pada setiap saya membacanya. Akan tetapi, saya tetap menaruh kagum pada sosok beliau.  Beliau adalah sosok wanita yang menurut saya berhasil mendidik anak-anaknya hingga sukses, hingga salah satu anaknya berhas

Mendampingi Tahun Cilaka Bersama Cairnya Dana Bantuan Subsidi.

Wacana yang sudah diumumkan sejak bulan lalu mengenai dana Bantuan Subsidi Upah untuk guru pun akhirnya sudah bisa dicairkan pada bulan November dan Desember mendatang.  Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Prof Ainun Na'im, mengatakan bantuan subsidi upah (BSU) para guru/dosen dan tenaga kependidikan honorer (guru honorer) sebesar 1,8jt/orang. Jumlah ini menurut saya bisa sedikit membantu perekonomian tenaga pendidik honorer maupun Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang secara nyata terdampak pandemi COVID'19. Hal ini memberikan sinyal positif kepada pendidik khususnya kepada tenaga pendidik honorer yang selama ini hampir tidak tersentuh bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Alasan pemerintah jarang memberikan bantuan kepada tenaga pendidik honorer adalah profesi guru honorer tidak terdaftar dalam BPJS ketenagakerjaan. Ibu Ida Fauziyah, menteri ketenagakerjaan mengatakan jika upaya penyaluran dana bantuan yang diberikan kepada guru ho

Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas : Mendalami Filsafat K*ntolisme

Judul: Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas Penulis: Eka Kurniawan Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit: Mei 2014 Tebal: 243 halaman ISBN: 978–602–03–0393–2 Saya mengerti, akan ada banyak bocil dibawah usia 18 tahun yang akan membaca tulisan saya ini, walaupun saya sudah memberikan batasan umur kepada tulisan ini. Pencegahan seperti apapun sepertinya tidak berguna, karena bocil zaman sekarang lebih canggih otaknya, terlebih jika bersangkutan dengan "perkelaminan". Untuk itu, kepada semua pembaca saya harap bisa lebih bijak dalam menyikapi tulisan saya, termasuk para orang tua yang membaca tulisan ini agar tidak m arah dan menuding saya menyebarkan konten pornografi. Dasar Boomer!  Seperti namanya, Tokek selalu ada dan "nempel" pada Ajo kawir yang ibarat dinding. Tokek selalu ada dan menemani Ajo Kawir kemanapun termasuk melancarkan hobinya mengintip isteri kepala desa yang sedang berhubungan badan dengan pak kepala desa. Saat melihat ri

The Trial Proses : Ketok Palu, Menggebrak Hukum Dunia!

Judul                  : The Trial / Proses Penulis               : Franz Kafka (Penerjemah Sigit Susanto) Halaman           : 251 Penerbit            : 2016 Cetakan             : 1 ISBN                   : 978-602-03-2895-9 Berbicara tentang keadilan pada sebuah sistem hukum negara mungkin tidak akan pernah ada habisnya dan akan terus melahirkan perdebatan-perdebatan yang rumit. Nah, kerumitan dan ketidakjelasan inilah yang mungkin ingin dijelaskan oleh seorang penulis bernama Franz Kafka, yang menorehkan tinta hasil buah pemikirannya yang berjudul "The Trial Proses" Buku ini sebenarnya adalah buku yang tidak pernah selesai karena si penulis meninggal sebelum menyelesaikan maha karyanya ini, namun sahabatnya yang bernama Marx Brod menemukan kumpulan naskahnya yang berserak dimeja Franz, dan Brod sebenarnya diperintahkan untuk membakar naskah-naskah ini oleh Franz, akan tetapi dirinya mengingkari perintah Franz dan malah menerbitkannya pada tahun 1925. Buku yang m

Sejarah Ospek

Ospek merupakan kegiatan untuk memperkenalkan kampus kepada mahasiswa baru. Kegiatan ini merupakan kegiatan institusional yang menjadi tanggung jawab Universitas dalam mensosialisasikan kehidupan di Perguruan Tinggi dan proses pembelajaran dimana pelaksanaannya melibatkan unsur pimpinan universitas, fakultas, mahasiswa dan unsur-unsur lainnya yang terkait. Nah, pengertian dari Wikipedia sudah  menjelaskan bahwa Ospek ini ialah kegiatan untuk para mahasiswa baru agar mengetahui lingkungan kampus, dan juga sistem – sistem yang diterapkan oleh kampus. Tetapi yang jadi permasalahannya adalah masih ada di zaman sekarang kampus – kampus yang mengadakan ospek dengan sistem perpeloncoan dan menjadi ajang balas dendam para senior terhadap juniornya.  Beberapa hari lalu sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial tentang vidio pembentakan mahasiswa senior kepada juniornya, lantaran tidak memakai ikat pinggang. Vidio tersebut adalah ospek daring yang dilaksanakan oleh universit

911

Tepat hari ini pada tanggal 11 September, merupakan hari yang kelam bagi Amerika dan juga dunia.  Tragedi pada 11 September 2001 masih menyisakan kenangan pahit. Kala itu, warga Amerika Serikat berduka karena mendapatkan serangan yang menewaskan hampir 3.000 orang dan membuat 6.000 lainnya luka-luka. 19 tahun yang lalu, sekelompok militan ekstremis Islam, Al-Qaeda yang berjumlah 19 orang membajak pesawat komersil milik Amerika. Saat itu, terdapat empat pesawat yang diambil alih, yaitu America Airlines Penerbangan 11, American Airlines Penerbangan 77, United Airlines Penerbangan 175, dan United Airlines Penerbangan 93. Pesawat tersebut nantinya akan ditabrakkan ke berbagai bangunan vital di Amerika. Tabrakan pertama terjadi pada pukul 08.46 pagi ketika Amerikan Airlines Penerbangan 11 yang dibajak menabrakkan diri ke North Tower WTC. Beberapa saat setelah itu, pesawat United Airlines Penerbangan 175 menabrakkan diri ke Menara Selatan WTC. Ketika jutaan warga AS belum mengert

T E R C U L Y C K !

Merdeka! Tak terasa, tepat pada hari ini telah 75 tahun indonesia merdeka. Meskipun saya menolak statemen Indonesia merdeka pada tahun 1945 karena setelah proklamasi Belanda masih menyerang kembali. tetapi sebagai warga +62 yang baik, tentu saja saya mengikuti jumhur rakyat +62 bahwa 17 Agustus 1945 adalah kemerdekaan Indonesia, MERDEKA! Berbicara tentang proklamasi 17 Agustus, ada peristiwa yang mungkin kita ingat sebagai penculikan sang proklamator dan wakilnya. Ya, kita mengingatnya dengan peristiwa Rengasdengklok. Ketika masih duduk dibangku sekolah dasar pastinya kita bakal disuguhkan materi ini di pelajarn ppkn/pkn , namun kali ini saya akan membahas ulang tentang peristiwa tersebut, langsung saja.  Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda antara lain Soekarni, Wikana, Aidit dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng 31" terhadap Soekarno dan Hatta.  Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.