Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Jerat

Hidup bersama dengan orang yang kita cinta, dalam suatu ikatan suci bernama pernikahan, memanglah sebuah dambaan bagi setiap insan yang sedang di mabuk asmara. Banyak yang melatar belakangi manusia ingin menikah, salah satunya adalah cinta. Cinta juga yang membuat pernikahan menjadi surga dunia, hingga beberapa orang menganggap cinta adalah modal pertama dan utama bagi pernikahan, hingga banyak yang bilang " pernikahan tanpa cinta, pasti hambar rasanya" . Pernyataan tersebut memang benar. Namun, apa jadinya jika pernikahan yang seharuanya menjadi surga dunia, malah menjadi jelmaan neraka dan iblis di dunia. Hal tersebut bisa saja terjadi, karena pada saat ini, banyak manusia yang menyalahgunakan arti cinta. Cinta yang merupakan fitrah manusia, dan menyalurkannya harus dengan cara yang benar (salah satunya adalah menikah) digunakan sebagai topeng dan dalih penyaluran nafsu. Lihat saja, banyak kasus anak muda hamil diluar nikah dan alasannya adalah pengukur kesetiaan mereka

Resensi Novel Kejahatan dan Hukuman

Judul : Kejahatan dan Hukuman Penulis : Fyodor Dostoyevsky IS BN : 978-979-461-988-9 Halaman : 448 Terbit : 2016 Penerbit :Yayasan Pustaka Obor Indonesia           Kejahatan dan hukuman adalah novel karya Fyodor Dostoyevsky yang menggambarkan suasana Kepekaan perasaan, pemikiran, kepahitan hidup, intrik, cinta, konflik, kekeluargaan dan persahabatan ditampilkan dengan budaya Rusia.          Novel ini menceritakan mengenai seorang Mahasiswa bernama Rodion Romanovich Raskolnikov (Rodya) dengan segala permasalahan sosial dan personalnya. Kemiskinan telah membungkam cita-cita, realita kehidupan, juga pikiran, dan terkadang mengguncang psikisnya.           Hingga pada suatu massa ia bertemu dengan seorang wanita tua lintah darat bernama Alyona Ivanovna yang dinilai kerap memeras dengan memberikan bunga yang mencekik orang yang ingin menggadaikan barang-barang dan membuat orang tersebut semakin jatuh miskin.           Pada suatu malam, Rodya yang berada dikedai minum mendengar

Arus Balik

Judul Buku : Arus Balik Penulis         : Pramoedya Ananta Toer Penerbit       : Hasta Mitra, 2002 Tebal            : 1192 hlm ISBN             : 979-8659-04-x          Arus balik merupakan rangkaian dari tetralogi Arok Dedes, Arus Balik, Mangir, dan satu naskah yang masih hilang. Seperti karyanya yang lain, Pram kerap menyajikan sebuah cerita yang akan membawa pembaca ikut masuk kedalam cerita tersebut dengan pertimbangan estetika gaya bahasanya.         Pramodya ananta toer merupakan salah satu sastrawan populer dan bisa dibilang Master Piece khususnya pada bidang Novel Sastra. Pram dengan keikutsertaannya dalam sebuah organisasi yang dianggap sebagai organisasi berbau komunis membuat dirinya hampir menghabiskan seumur hidupnya dalam tahanan di pulau Buru. Bahkan beberapa naskahnyapun dibakar.          Novel ini menceritakan mengenai kemunduran zaman yang dialami oleh Nusantara, setelah keruntuhan kerajaan Majapahit.          Kerajaan Majapahit yang menguasai hampir semua ne

Jangan panggil aku Mahasiswa paman!

        Masuk kedalam Universitas dan menyandang gelar Mahasiswa merupakan dambaan bagi setiap remaja yang telah usai menyelesaikan studinya di massa putih abu-abu.         Memang gelar mahasiswa terkesan keren, karena dalam stratifikasi sosial , Mahasiswa tergolong kalangan menengah keatas setelah pengusaha. Namun tak banyak yang menyadari, menyandang gelar mahasiswa juga memberikan tekanan untuk beberapa orang, karena mindset beberapa masyarakat yang masih terbuai oleh idealis kapitalis menuntut bahwa menyandang gelar mahasiswa adalah suatu jaminan gemilang dimasa mendatang.           Padahal premis tersebut tidak bisa dipukul ratakan kepada setiap mahasiswa, karena kesuksesan seseorang tergantung kepada takdirnya yang telah ditetapkan oleh tuhan bagi mereka yang beriman, dan tergantung kepada usaha yang mereka lakukan bagi setiap mereka yang berpikir rasional.           Fenomena tersebut menjadi unik karena dewasa ini tak senang untuk menyandang gelar mahasiswa, saya sendiripun

Gak Singkron

         Hay guys! Kali ini gue mo ngebahas tentang sistem pembelajaran di negara kita. Haha... Agak kejauhan keknya sih, tapi ya gitulah,          Menurut kalian udah sesuai belum sih sistem yang dah diterapin sama pemerintah tentang sistem pendidikan dinegara kita buat kita?          Misal aja nih tentang program full day dan zonasi yang sempat viral dan jadi ladang cari makan beberapa siaran tv yang nyari dan nggoreng fenomena itu. Hmm.... gimana menurut lu pada?           Pasti bingung, haha... Jujur ini tulisan gue yang paling kagak jelas, bahasanya aneh, campuran, dan terkesan kek gak relevan sama topik yang dibahas.           Oke deh balik ke topik. Kita jan terlalu jauh ngebahas tentang negara, kita bahas tentang hal kecil dulu deh. Misal aja nih tentang guru yang gak konsisten ama muridnya.           Guru-guru bilang ke muridnya kalo nilai tuh kagak penting, yang penting kita tuh paham sama teorinya, dan mereka katanya lebih menghargai nilai jelek tapi jujur ketimbang nil

Takaran

          " Sejak kapan sih ada takaran baik dan buruk? "           Pertanyaan yang terdengar receh namun sulit untuk menjawabnya, dan ketika ada yang bisa menjawab pasti akan terus terbantah dan terjebak dalam dunia Dialegtika yang abadi.            Akan banyak teori yang bermunculan bila membahas fenomena tersebut, namun anehnya kelahiran 1 teori akan melahirkan 10 bantahan terhadap teori tersebut, selalu mendebatkan hal itu yang terkesan kurang kerjaan,     hahaha... Gak, cuma becanda... Sans..sans...            Meskipun banyak teori yang terbantahkan namun ada satu teori yang menurut saya banyak di anut oleh banyak orang yaitu tentang teori kontrak sosial , teori ini cukup banyak disetujui oleh banyak masyarakat karena sepertinya memang teori inilah yang menurut saya paling rasional dan masuk akal.           Teori kontrak sosial merupakan sebuah perjanjian yang mencakup hukum, norma, etika, dan lain sebagainya, yang disetujui oleh kelompok atau komunitas tersebut. J

Filsafat dasar

Tidak ada pengertian yang pakem mengenai filsafat sebenarnya, karena kata Muhammad Hatta "kita tidak perlu mengetahui apa itu filsafat untuk brlajar filsafat. Namun kita dapat memaknai sendiri apa itu filsafat setelah kita belajar filsafat." Karena memang, semakin kita mengenal filsafat maka semakin kita pusing dibuatnya. Karena ada premis yang cukup menarik dari seorang dosen "kamu belum belajar filsafat jika kamu belum bingung" . Sontak pernyataan tersebut membuat saya bertanya-tanya, mengapa bisa demikian? Bukannya tujuan kita belajar itu supaya tidak bingung atau paham ya? Aneh.... Jika ditelisik dari segi bahasa, Filsafat memiliki 2 kata yaitu Filo (cinta) dan Sofi (kebijaksanaan) . Mungkin pernyataan bahwa nama adalah sebuah doa dan sangat pas bila dikaitkan dengan arti filsafat tersebut, karena mungkin dulu penamaan filsafat bertujuan agar semua filsuf maupun orang yang belajar filsafat dapat memiliki rasa cinta dan kebijaksanaan yang tinggi kepada s