"PELACUR......!" hal apa yang terlintas di kepala kalian ketika mendengar kata tersebut?
Hina? Pendosa? Ahli Neraka? Pekerjaan Haram? Ataukah ada yang lebih ekstrim lagi dari pada itu?
Kalian semua tidaklah 100% salah, bahkan mungkin 99,9% pemikiran kalian adalah benar adanya, dan realita yang terjadi memanglah demikian.
Namun, pernahkah terbesit kedalam tempurung kepala anda sekalian yang suci ini, mengapa mereka melakukan hal tersebut?, Apa alasan mereka melakukan hal tesebut?, Dan apa motivasi mereka melakukan hal tersebut?.
Seharusnya kita sebagai seorang manusia yang memiliki akal sehat ini bisa berpikir, karena ada sebuah istilah yang mengatakan bahwa sebenarnya "Manusia adalah hewan yang berpikir". Maka jika kita sudah mulai tidak menggunakan pemikiran kita, maka kita akan kehilangan jati diri kita sebagai seorang Insan yang diberikan keistimewaan kepada tuhan. Dan kita akan terlihat sama dengan saudara kita yang bernama Hewan.
Saya mohon maaf apabila goresan tinta maya ini melukai hati anda sekalian, karena sungguh saya menulis ini tidak lain tidak bukan ingin merubah mindset kita semua berdasarkan pengalaman yang saya dapatkan. Karena memang dulu saya pun pernah berada dalam posisi saudara, yang suka menjudge dan menilai seseorang berdasarkan apa yang saya lihat dengan mata kepala saya saja. Tanpa menyelidiki apa yang menjadi alasan dia melakukan hal tersebut.
Kalian semua tidaklah 100% salah, bahkan mungkin 99,9% pemikiran kalian adalah benar adanya, dan realita yang terjadi memanglah demikian.
Namun, pernahkah terbesit kedalam tempurung kepala anda sekalian yang suci ini, mengapa mereka melakukan hal tersebut?, Apa alasan mereka melakukan hal tesebut?, Dan apa motivasi mereka melakukan hal tersebut?.
Seharusnya kita sebagai seorang manusia yang memiliki akal sehat ini bisa berpikir, karena ada sebuah istilah yang mengatakan bahwa sebenarnya "Manusia adalah hewan yang berpikir". Maka jika kita sudah mulai tidak menggunakan pemikiran kita, maka kita akan kehilangan jati diri kita sebagai seorang Insan yang diberikan keistimewaan kepada tuhan. Dan kita akan terlihat sama dengan saudara kita yang bernama Hewan.
Saya mohon maaf apabila goresan tinta maya ini melukai hati anda sekalian, karena sungguh saya menulis ini tidak lain tidak bukan ingin merubah mindset kita semua berdasarkan pengalaman yang saya dapatkan. Karena memang dulu saya pun pernah berada dalam posisi saudara, yang suka menjudge dan menilai seseorang berdasarkan apa yang saya lihat dengan mata kepala saya saja. Tanpa menyelidiki apa yang menjadi alasan dia melakukan hal tersebut.
Pertama
Malam itu saya dan kawan-kawan saya melakukan perjalanan ke kota Surabaya, kami berangkat pukul 17.15 dari pulau Madura, karena kami berangkat dengan perlahan-lahan menyusuri jalan dan menikmati setiap hiasan malam di keramaian kota, akhirnya kami pun sampai di Surabaya pada pukul 19.30, sesampainya disana kami berjalan-jalan mengeksplorasi dan menyusuri indahnya kota industri Surabaya.
Hingga kami sampai di taman Bungkul dan kami melihat ada orang yang berpacaran, kemudian kami pun mulai mengibah orang tersebut, kenapa masih pacaran, padahal sudah dipasang rambu bahwa tidak boleh berpacaran di area taman, namun kami tidak terlalu ingin memperdulikan mereka, karena kami menganggapnya itu adalah hak asasi mereka, selama itu tidak merugikan kita... Ya terserah mereka.
Obrolan demi obrolan pun kami untai hingga membentuk sebuah suasana yang menciptakan sebuah dunia baru, yang dunia itu hanyalah milik saya dan kawan-kawan saya saja, yang lain numpang! Hahahaha...konyol mungkin, namun itulah keasikan ketika kamu sudah berbincang bersama sahabat atau bisa dibilang saudara tak sedarah.
Kemudian obrolan kami semakin larut menjadi semakin liar hingga pada akhirnya kita membahas masalah salah satu Tempat Pelacuran yang ada di kota Surabaya ini, kita ingin mendapatkan info yang sebanyak-banyaknya dari para pegawai juga pemakai, namun tentu saja kita tidak akan membooking mereka, karena kita adalah pemuda yang taat agama.. Eeaaa....!
Akhirnya kamipun memutuskan untuk berangkat kesana, namun kami harus menunggu karena tempat tersebut baru akan dipenuhi oleh kupu-kupu malam pada awal tengah malam hingga akhir petang atau dini hari, tepatnya saat kereta sudah mulai beroprasi, karena tempat tersebut dibagi menjadi 2 fungsi, yaitu sebagai stasiun dan pada tengah malam menjadi tempat seperti itu.
Hingga kami sampai di taman Bungkul dan kami melihat ada orang yang berpacaran, kemudian kami pun mulai mengibah orang tersebut, kenapa masih pacaran, padahal sudah dipasang rambu bahwa tidak boleh berpacaran di area taman, namun kami tidak terlalu ingin memperdulikan mereka, karena kami menganggapnya itu adalah hak asasi mereka, selama itu tidak merugikan kita... Ya terserah mereka.
Obrolan demi obrolan pun kami untai hingga membentuk sebuah suasana yang menciptakan sebuah dunia baru, yang dunia itu hanyalah milik saya dan kawan-kawan saya saja, yang lain numpang! Hahahaha...konyol mungkin, namun itulah keasikan ketika kamu sudah berbincang bersama sahabat atau bisa dibilang saudara tak sedarah.
Kemudian obrolan kami semakin larut menjadi semakin liar hingga pada akhirnya kita membahas masalah salah satu Tempat Pelacuran yang ada di kota Surabaya ini, kita ingin mendapatkan info yang sebanyak-banyaknya dari para pegawai juga pemakai, namun tentu saja kita tidak akan membooking mereka, karena kita adalah pemuda yang taat agama.. Eeaaa....!
Akhirnya kamipun memutuskan untuk berangkat kesana, namun kami harus menunggu karena tempat tersebut baru akan dipenuhi oleh kupu-kupu malam pada awal tengah malam hingga akhir petang atau dini hari, tepatnya saat kereta sudah mulai beroprasi, karena tempat tersebut dibagi menjadi 2 fungsi, yaitu sebagai stasiun dan pada tengah malam menjadi tempat seperti itu.
Kedua
Malampun mulai menunjukan kesunyiannya, namun kami harus terus berjalan dalam kesunyian malam. Ditengah mencekamnya suasana lingsir wengi, kami terus menyisiri setiap sela-sela jalan kota.
Di tengah keramaian berbalut kesunyian, kami sampai di tempat yang kami tuju pada pukul 01.30, langkah kaki kami semakin menantang kami agar terus melangkah kedepan dan mencari informasi mengenai kehidupan ditempat ini.
Tiba-tiba langkah kami terhenti disebuah gubuk yang menyajikan secangkir kopi dan gorengan sebagai selimut akan kejamnya dingin yang menusuk tulang. Kamipun menikmati secangkir kopi dan gorengan tersebut dengan sesekali melihat kesekitar.
Kami melihat banyak wanita-wanita yang duduk menunggu bak makanan yang menunggu giliran dimakan oleh Si Pria Hidung Belang. Hatipun tak sanggup melihat semua realitas ini, namun otak ini terus mendorong kaki agar kami menghampiri wanita-wanita tersebut untuk kami wawancarai.
Akhirnya, kamipun memberanikan diri untuk menghampiri salah satu pegawai dan mulai menanyakan beberapa hal, namun sebelum kami sampai pada wanita itu, ada satu momen yang tak mungkin kami lupakan hingga kita lansia dan menua bersama. Yaitu teman saya yang di tawari oleh salah satu pegawai, apakah dia mau memakai jasa beliau😂
Kawan saya pun tersipu malu dan tertawa kecil, kemudian saya mencoba bertanya kepada beliau sambil memberikan rokok kepada beliau.
"Kenapa tante mau kerja kayak gini?"
Di tengah keramaian berbalut kesunyian, kami sampai di tempat yang kami tuju pada pukul 01.30, langkah kaki kami semakin menantang kami agar terus melangkah kedepan dan mencari informasi mengenai kehidupan ditempat ini.
Tiba-tiba langkah kami terhenti disebuah gubuk yang menyajikan secangkir kopi dan gorengan sebagai selimut akan kejamnya dingin yang menusuk tulang. Kamipun menikmati secangkir kopi dan gorengan tersebut dengan sesekali melihat kesekitar.
Kami melihat banyak wanita-wanita yang duduk menunggu bak makanan yang menunggu giliran dimakan oleh Si Pria Hidung Belang. Hatipun tak sanggup melihat semua realitas ini, namun otak ini terus mendorong kaki agar kami menghampiri wanita-wanita tersebut untuk kami wawancarai.
Akhirnya, kamipun memberanikan diri untuk menghampiri salah satu pegawai dan mulai menanyakan beberapa hal, namun sebelum kami sampai pada wanita itu, ada satu momen yang tak mungkin kami lupakan hingga kita lansia dan menua bersama. Yaitu teman saya yang di tawari oleh salah satu pegawai, apakah dia mau memakai jasa beliau😂
Kawan saya pun tersipu malu dan tertawa kecil, kemudian saya mencoba bertanya kepada beliau sambil memberikan rokok kepada beliau.
"Kenapa tante mau kerja kayak gini?"
Beliaupun menjawab "sebenarnya saya juga gak mau nak, kerja kayak gini."
"Awalnya saya itu ditinggal suami saya yang bajingan! itu."
"Kondisi tante pada saat itu udah bingung nak, bayangin aja, tante gak punya keterampilan apa-apa, temen juga pada ngilang, mau jualan juga gak ada modal, anak masih umur 2 tahun. Terus mau dikasih makan apa anak tante kalo gak kerja gini?!"
"Akhirnya ya tante kerja gini deh.."
Kemudian saya terdiam, dan mulai bertanya kembali perihal kabar anaknya.
"Sekarang anak tante ada dimana?"
Beliau menjawab "Anak tante mondok nak, dia cantik sekarang, alhamdulillah juga hafidzoh dia"
"Masya Allah...Udah lama buk di pondok?" Lanjut tanya saya....
"Ya lama nak, dia mondok dari umur 5 tahun, tiap bulan tante kirimin, dia gak tau kalau tante kerja gini... Ya lebih baik dia gak tau lah, yang penting dia bisa ngaji, dia bisa sekolah, dia bisa makan." Sahutnya sambil sesekali mengusap matanya yang mulai bocor akan air mata.
"Emang tante gak takut dosa?" Celetuk saya yang agak liar.
"Ya.... Mau gimana lagi nak, kalo tante waktu itu cuma merenung tentang dosa, tanpa adanya aksi, ya gak tau deh nasib keluarga tante kayak gimana" sahutnya dengan nada putus asa
"Makanya tante mondokin dia, jadi ya biar deh tante bisa liat anak tante di surga dari bawah neraka sini. Hehehe" sambungnya sambil tersenyum lemas dan berderaian air mata.
"Emang tante gak takut dosa?" Celetuk saya yang agak liar.
"Ya.... Mau gimana lagi nak, kalo tante waktu itu cuma merenung tentang dosa, tanpa adanya aksi, ya gak tau deh nasib keluarga tante kayak gimana" sahutnya dengan nada putus asa
"Makanya tante mondokin dia, jadi ya biar deh tante bisa liat anak tante di surga dari bawah neraka sini. Hehehe" sambungnya sambil tersenyum lemas dan berderaian air mata.
Sayapun termenung dan terdiam mendengar cerita ibu ini. Dan sayapun tak kuasa dan memutuskan untuk mengakhiri perbincangan kami, kami pun pamit dan kami menuju ke gubuk yang tadi.
Ketiga
Setelah mendengar cerita pilu beliau, dan alasan beliau bekerja seperti ini, mindset sayapun seketika berubah mengenai profesi pelacur, dan pelacur saya rasa jauh lebih baik dari pada mereka yang Mencuri dan Korupsi,dimana mereka mengambil hak dan merugikan orang lain. Sedangkan para PSK ini dia tidak merugikan dan mengambil hak orang lain.
Kemudian saya teringat dengan pasangan muda mudi di taman waktu itu, dan saya bandingkan dengan para PSK ini, ternyata ada yang lebih buruk dan murah dari pada para PSK ini, ya... Orang pacaran, karena jika para PSK dipegang-pegang dengan tarif dan dilakukan di tempatnya atau tempat terturup. Maka pasangan yang sedang Pacaran ini, mereka mau di pegang-pegang hanya dibayar dengan rayuan gombal Lelaki Harimau mereka, dan mereka tidak segan - segan melakukannya dimuka umum, dan dikeramaian.
Jadi, janganlah kita mudah menilai seseorang dari kilasan mata saja. Namun kita harus melihat latar belakang dan alasan dia melakukan hal tersebut, sebelum kita menyimpulkan apa yang kita lihat. "Karena Debu yang terlihat kotor nyatanya dapat mensucikan, namun Air Kelapa yang terlihat suci dan menyegarkan nyatanya tidak bisa mensucikan."
"Kisah ini di angkat dari informasi yang saya dapat dari diri saya sendiri, kawan saya, dan masyarakat. Yang saya jadikan dalam suatu cerita yang diharapkan merubah pemikiran dan pandangan Sobat Rasional sekalian."

Saya setuju dengan tulisan anda, setiap orang memiliki alasan tersendiri untuk melakukan sesuatuhal, benar dan salah itu relatif, dan juga Siaoa kita menghakimi seseorang?!
BalasHapusTerima kasih kakak atas tanggapan anda 🙏😊
HapusNice writing... Well done... Continue ur passion in writing...
BalasHapusThank you :)
HapusSaya juga teringat dengan cerita dari ustad saya. Beliau becerita bahwa ada seorang pelacur yang masuk surga Karena memberi air kepada hewan yang kehausan..
HapusTidak semua yang kita anggap buruk itu seburuk itu.
Saya juga teringat dengan cerita dari ustad saya. Beliau becerita bahwa ada seorang pelacur yang masuk surga Karena memberi air kepada hewan yang kehausan..
HapusTidak semua yang kita anggap buruk itu seburuk itu.
Terima kasih atas respon saudara, terus dukung blog ini agar bisa memberikan konten yang bermanfaat lagi 🙏
Hapus