Hari ini saya terbangun dengan seperti biasa, sekitar pukul setengah tujuh, dan karena hari ini jam kuliah saya agak sore, saya-pun memutuskan untuk melanjutkan rebahan berkualitas saya dengan memainkan ponsel dan scroll beranda sosial media saya.
.
Saya semakin tenggalam dalam beranda sosmed saya, semakin dalam dan saya menemukan banyak sekali akun sosial media yang mengabarkan mengenai virus corona yang masuk ke Indonesia, saya tertawa diatas ranjang, karena banyak sekali meme lucu yang menjadikan momen itu sebagai candaan.
.
Tak terasa, sudah masuk waktu dzuhur dan saya masih santai diatas ranjang. Panggilan adzan tak saya gubris sama sekali, hingga pada akhirnya perut saya keroncongan dan saya baru ingat jika saya belum sarapan. Saya pun memutuskan untuk mencari makan, namun sebelum itu saya melaksanakan sholat dzuhur terlebih dahulu.
.
Saya keluar kamar dan melihat cuaca agak mendung, namun itu tak mengurungkan niat saya untuk pergi ke warung. Saya mengendarai motor dan langsung bergegas ke warung makan langganan saya.
.
Disana saya mendengar bapak-bapak yang terlihat serius membicarakan sesuatu. Ternyata, mereka sedang menggosip tentang warga Indonesia yang terjangkit virus corona. Saya tertawa kecil sambil menikmati hidangan kesukaan saya. Setelah itu saya bergegas pulang dan sedikit menertawakan kembali pembicaraan bapak-bapak tersebut karena saya anggap konyol.
.
Saya pun akhirnya berangkat kuliah, dan mendengar teman-teman satu kelas heboh membicarakan hal yang sama seperti bapak-bapak diwarung tadi. Saya hanya mendengarkan agak serius pembicaraan teman-teman saya, namun tetap saja meskipun teman-teman saya banyak yang percaya, saya tetap skeptis dan mencoba untuk tenang.
.
Namun, perasaan khawatir mulai menyelimuti hati saya. Akhirnya sayapun mencari informasi di media online dan menemukan bahwa memang benar ada WNI yang terjangkit virus corona.
.
Saya tetap tak percaya, saya akhirnya mencari ke lembaga kesehatan dan koran online yang kemudian pencarian saya terhenti oleh sebuah pengumuman resmi bahwasannya "virus corona sudah masuk di Indonesia!"
.
Saya lemas dan gemetar mendengar kabar tersebut, saya masih tak percaya bagaimana bisa virus tersebut menyerang bumi pertiwi kita!
.
Saya melamun dan gemetar, pikiran saya kacau dan kemudian berkata "saya tak ingin mati! Masih banyak yang belum saya wujudkan!"
.
Rasa cemas akan kematian semakin membuat psikis saya tergoncang berat, hingga pada akhirnya adzan maghrib menghentikan lamunan saya.
.
Saya bergegas ke masjid guna melaksanakan sholat maghrib berjamaah. Saya mengusap wajah dengan air wudhu dengan diiringi tetes air mata yang semakin deras dan tak ada hentinya. Diri ini sungguh terpukul mendengar kenyataan ini.
.
"Ini terlalu pahit!" Gusar hati saya, saya masih belum bisa menerima kenyataan yang pahit ini. Saya sholat dengan deraian air mata, saya terisak isak dalam sujud saya.
.
Sajadah yang semula kering, mendadak basah kuyup di posisi pandangan sujud saya, gigi ini bergemeretak dalam sholat dan terus terisak-isak.
.
Seusai sholat, saya mencurahkan segalanya kepada Tuhan, saya memohon agar jangan mencabut nyawa saya terlebih dahulu, saya masih ingin membahagiakan orang tua, keluarga, dan masih banyak yang ingin saya wujudkan.
.
Semakin saya curahkan, semakin hati ini teriris dan menangis, saya tersungkur dalam sujud, saya menangis dalam doa yang masih bersifat keduniaan. Namun pada akhirnya, doa saya tutup dengan doa meminta ampunan atas dosa-dosa dan semua kesalahan yang pernah saya lakukan semasa didunia.
.
Saya hanya ingin mati dalam keadaan baik dan bersih, saya tiba-tiba ingat akan nasihat guru saya "jika memang mati, itu karena ajal! Bukan karena tragedinya!"
.
Saya pasrah dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan, saya menangis dengan senyuman dan hati ini berbisik lirih "andai aku dapat umur panjang, niscaya aku akan berbuat baik dan senantiasa beribadah kepadanya"
.
Saya terus tenggelam dalam larutan kesedihan,
.
Hingga pada akhirnya....
.
.
.
.
.
.
Saya terbangun dari tidur saya!
.
.
#just_renungan!
.
Saya semakin tenggalam dalam beranda sosmed saya, semakin dalam dan saya menemukan banyak sekali akun sosial media yang mengabarkan mengenai virus corona yang masuk ke Indonesia, saya tertawa diatas ranjang, karena banyak sekali meme lucu yang menjadikan momen itu sebagai candaan.
.
Tak terasa, sudah masuk waktu dzuhur dan saya masih santai diatas ranjang. Panggilan adzan tak saya gubris sama sekali, hingga pada akhirnya perut saya keroncongan dan saya baru ingat jika saya belum sarapan. Saya pun memutuskan untuk mencari makan, namun sebelum itu saya melaksanakan sholat dzuhur terlebih dahulu.
.
Saya keluar kamar dan melihat cuaca agak mendung, namun itu tak mengurungkan niat saya untuk pergi ke warung. Saya mengendarai motor dan langsung bergegas ke warung makan langganan saya.
.
Disana saya mendengar bapak-bapak yang terlihat serius membicarakan sesuatu. Ternyata, mereka sedang menggosip tentang warga Indonesia yang terjangkit virus corona. Saya tertawa kecil sambil menikmati hidangan kesukaan saya. Setelah itu saya bergegas pulang dan sedikit menertawakan kembali pembicaraan bapak-bapak tersebut karena saya anggap konyol.
.
Saya pun akhirnya berangkat kuliah, dan mendengar teman-teman satu kelas heboh membicarakan hal yang sama seperti bapak-bapak diwarung tadi. Saya hanya mendengarkan agak serius pembicaraan teman-teman saya, namun tetap saja meskipun teman-teman saya banyak yang percaya, saya tetap skeptis dan mencoba untuk tenang.
.
Namun, perasaan khawatir mulai menyelimuti hati saya. Akhirnya sayapun mencari informasi di media online dan menemukan bahwa memang benar ada WNI yang terjangkit virus corona.
.
Saya tetap tak percaya, saya akhirnya mencari ke lembaga kesehatan dan koran online yang kemudian pencarian saya terhenti oleh sebuah pengumuman resmi bahwasannya "virus corona sudah masuk di Indonesia!"
.
Saya lemas dan gemetar mendengar kabar tersebut, saya masih tak percaya bagaimana bisa virus tersebut menyerang bumi pertiwi kita!
.
Saya melamun dan gemetar, pikiran saya kacau dan kemudian berkata "saya tak ingin mati! Masih banyak yang belum saya wujudkan!"
.
Rasa cemas akan kematian semakin membuat psikis saya tergoncang berat, hingga pada akhirnya adzan maghrib menghentikan lamunan saya.
.
Saya bergegas ke masjid guna melaksanakan sholat maghrib berjamaah. Saya mengusap wajah dengan air wudhu dengan diiringi tetes air mata yang semakin deras dan tak ada hentinya. Diri ini sungguh terpukul mendengar kenyataan ini.
.
"Ini terlalu pahit!" Gusar hati saya, saya masih belum bisa menerima kenyataan yang pahit ini. Saya sholat dengan deraian air mata, saya terisak isak dalam sujud saya.
.
Sajadah yang semula kering, mendadak basah kuyup di posisi pandangan sujud saya, gigi ini bergemeretak dalam sholat dan terus terisak-isak.
.
Seusai sholat, saya mencurahkan segalanya kepada Tuhan, saya memohon agar jangan mencabut nyawa saya terlebih dahulu, saya masih ingin membahagiakan orang tua, keluarga, dan masih banyak yang ingin saya wujudkan.
.
Semakin saya curahkan, semakin hati ini teriris dan menangis, saya tersungkur dalam sujud, saya menangis dalam doa yang masih bersifat keduniaan. Namun pada akhirnya, doa saya tutup dengan doa meminta ampunan atas dosa-dosa dan semua kesalahan yang pernah saya lakukan semasa didunia.
.
Saya hanya ingin mati dalam keadaan baik dan bersih, saya tiba-tiba ingat akan nasihat guru saya "jika memang mati, itu karena ajal! Bukan karena tragedinya!"
.
Saya pasrah dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan, saya menangis dengan senyuman dan hati ini berbisik lirih "andai aku dapat umur panjang, niscaya aku akan berbuat baik dan senantiasa beribadah kepadanya"
.
Saya terus tenggelam dalam larutan kesedihan,
.
Hingga pada akhirnya....
.
.
.
.
.
.
Saya terbangun dari tidur saya!
.
.
#just_renungan!

Komentar
Posting Komentar