Saat pemerintah menginstruksikan masyarakat Indonesia untuk beraktifitas dirumah saja seperti, belajar, bekerja, dan beribadah dirumah. Banyak dari kalangan masyarakat mempersoalkan hal tersebut.
Beberapa orang yang menolak memiliki alasan yang beragam, mulai dari mereka hanya bisa makan jika mereka keluar karena penghasilannya harian, para pelajar yang stress karena tugas menumpuk, dan ahli ibadah seperti saya yang menolak untuk sholat dirumah karena mengira corona adalah fitnah yang dibuat oleh kaum dajjal untuk menghalangi kaum muslimin untuk beribadah ke masjid. Oh Shit!
Memang teori tersebut terdengar lucu dan terkesan ngawur, tapi nyatanya saya sendiripun agak sedikit membenarkan hal tersebut. Kok bisa?! Yuk kita simak teorinya.
Jika kita beralasan tidak pergi tarawih, tadarus, dan beribadah lainnya di masjid atau musholat karena takut corona seharusnya juga dibarengi dengan ketaatan pisychal dan social distancing yang lain dong, seperti tidak keluar rumah kecuali terpaksa/keperluan genting, memakai masker apabila keadaan memaksa kita untuk keluar rumah, hindari bersalaman dan bercengkrama dengan tetangga, juga tidak datang ke pusat keramaian. Eeeitttsss... Pusat keramaian bukan hanya masjid atau mushola ya, mall, minimarket, alun-alun kota, bank, bahkan warung kopi (warkop) juga termasuk pusat keraiaman loh! Akan tetapi mengapa dari kita berani untuk melangkahkan diri kita belanja ke mall dan minimarket, ke alun-alun kota untuk berolahraga, pergi ke bank untuk melakukan transaksi tunai, dan pergi ke warung kopi untuk nongki-nongki with your friends?
Coba pikir, kan sama-sama keluar, tapi kalau pergi ke masjid atau mushola dengan alasan ibadah kok malah takut, sedangkan pergi ke tempat yang bersifat duniawi tadi malah berani, kan aneh slur.
Masih ingatkah peringatan nabi Muhammad kepada kita umatnya? Apa yang membuat dajjal menjadi berbahaya? Apakah karena dirinya sendiri? Atau fitnah-fitnahnya? Nah lo! Apa jangan-jangan COVID-19 ini fitnah dajjal? Bisa jadi... Karena kitalah yang membuat wabah ini menjadi fitnah itu sendiri, coba jika kita benar-benar melakukan pisychal dan social distancing dengan sepenuhnya, tidak hanya pisychal ditancing ketika mau pergi ke masjid saja, bisa jadi COVID-19 ini tak lebih dari sekedar wabah biasa, tanpa ada teori konspirasi yang membuntutinya.
Lalu, jika COVID-19 adalah fitnah dajjal, apakah mereka yang beriman ini bisa selamat? Ya belum tentu, saya juga tidak menganjurkan kalian membenarkan mereka yang melanggar instruksi pemerintah demi melaksanakan ibadah, karena Nabi Muhammad SAW pun menganjurkan kita untuk sholat dirumah ketika terjadi suatu musibah seperti ini. Lantas apa langkah yang tepat untuk kita laksanakan?
Jadilah manusia yang seutuhnya, mematuhi dengan sepenuhnya, jangan setengah-setengah. Apabila kalian benar-benar menghendaki mematuhi instruksi untuk beribadah di rumah saja, ya sudah lakukan. Namun jangan lupa dibarengi dengan tidak keluar jika memang tidak ada keperluan seperti bekerja, dan hal genting lainnya. Apabila keluar juga harus diperhatikan jarak aman dan jangan lupa mengenakan masker. Jangan malah sok-sok an mengutuk mereka yang tidak mau menurut untuk ibadah dirumah, tapi kalian malah keluar rumah dengan alasan nongkrong atau ngabuburit, kan jarkoni (ngajar mboten nglakoni) namanya.
Tetap semangat, badai pasti berlalu. Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan, dan tetap stay safe ya kawanku.
Astagfirullah
BalasHapus