Dunia ini sebenarnya seperti dunia manusia dungu yang menjadi satu, mulai dari yang memiliki jabatan tinggi hingga anak-anak disekolah dasar yang hanya hobi tik-tok an.
Dunia ini hanya tentang persaingan yang tidak bisa di deskripsikan ujungnya. Semua berkompetisi dalam bidang yang mereka anggap krusial, walau sebenarnya itu adalah hal yang receh sih...
Misalkan saja tentang berita-berita click bait yang hanya mengejar viewers saja, tanpa mempertimbangkan aspek faktualitasnya. Banyak media elektronik yang hanya mengutamakan viewers tanpa melihat valuenya, sehingga berita - berita yang dibahas menjadi tidak berkualitas.
Seperti yang terjadi baru-baru ini viral mengenai "anak angkat Bensu, minum susu sarwendah tiga kali sehari". Jelas, judul seperti itu lebih laris dibanding berita-berita yang berjudul membosankan dan klasik seperti "kebakaran gudang korek api" atau sejenisnya.
Disinilah letak ke-ironi-annya, media yang kerap menyajikan berita-berita berkualitas, namun kurang dalam teknik pengolahan judulnya, akan kalah dengan berita unfaedah tapi memiliki judul berita yang menarik.
Kaum adam yang sok kegantengan, tebar pesona kepada setiap akhwat yang lewat kemudian dengan bangganya mereka memberikan harapan kosong kepada mereka juga membuat saya muak. Tak bisa dipungkiri, menjadi seorang buaya darat memang menyenangkan. Dikelilingi oleh banyak wanita cantik adalah dambaan semua pria yang ada didunia.
Tak mau munafik, bahkan saya sendiripun seperti itu. Namun, yang jadi permasalahan adalah ketika banyak orang yang terjebak dalam zona nyaman dunia play boy yang bisa dikatakan brengsek.
Dan sialnya, sekarang trend play boy telah merambak ke anak-anak dibangku sekolah dasar. Dari survei yang saya lakukan, saya mendengar banyak anak-anak dibangku sekolah dasar yang meniru beberapa adegan sinetron di TV dan tak jarang mereka juga meniru style artis idola mereka.
Kemudian muncul permasalahan baru mengenai sekumpulan muda-mudi yang lagi asyik ngopi di kedai-kedai sekelas starbucks, dan sibuk memotret makanan dan minuman mereka demi keinginan dibilang instagramable.
" Come on think guys! " Apakah dengan memotret makanan atau minuman kalian akan bertambah enak? " why you all do this? " " as important as that?! " " I swear, this is rubbish! "
Kenapa harus lakuin itu coba?! Ya... gak apa-apa sih sebenernya, kalau memang hobinya memang gitu. Tapi coba deh, alihin ke yang lebih berfaedah lagi, masak Milenial kerjanya cuma nongkrong?!
Ayolah kawan! Milenial tuh kerjanya bukan cuma nongki-nongki asik aja. Banyak kok orang sukses di usia muda, contohnya aja: Belva pendiri ruang guru, mas Nadhim yang punya GoJek yang sekarang dah jadi KEMENDIKBUD,
Haaaahhhh..... Sudahlah, andaikan saya bisa memilih, pasti saya lebih memilih jadi hewan atau tumbuhan, yang tidak perlu berpikir atas setiap ketololan yang para insan ini lakukan.
Namun tetap saja, hewan ataupun tumbuhan adalah korban atas ketololan yang mereka lakukan.
Haha.... Insan...insan.... Aku bingung pada setiap insan yang bisa dibilang berpotensi merubah dunia, namun malah mereka yang merusak dunia.
Sepertinya dunia ini tak lepas dari ketololan yang semakin menjadi-jadi.
Hmm... Tolong perbaiki deh! Milenial!
setelah membaca tulisan ini membuat
BalasHapussaya berfikir sejenak tentang realita realita yang disinggung Dalam tulisan ini masalah isi wes ok cuma rada bingung dengan genre bahasa yang digunakan kayaknya mix antara bahasa gaya beken dengan kata kata asingnya itu yang bikin saya masih mengulang lagi untuk mencerna makna dari tulisan ini 😊
Terima kasih atas sarannya, terus dukung blog saya agar bisa lebih baik lagi
Hapus