"Kriuukkkk!" Bunyi perutku meraung memohon mulut untuk membantu menyuapkan makanan padanya. Entah apa yang merasukiku, tanpa ada yang menyuruh sayapun mencari sumber pengenyagan yang bisa memuaskan perut ini.
Sebenarnya awalan itu tidak ada kaitannya dengan kejadian yang ingin saya tulis ini, namun itu hanyalah secuil curahan hati saya mengenai kondisi yang selalu saya alami di pagi hari. Hahaha.....
Oke kita mulai saja ya...
Ini adalah kisah seorang insan, anak manusia yang menapaki jejak kehidupan, ia lahir kedunia dari keluarga yang tidak miskin, kurang kaya, tapi sederhana. Ia piawai dalam beberapa hal, bisa dibilang multi talent, katanya...
Mulai dari mencaci, menghina, menggurui, dan menghakimi orang lain itulah keahlian diri ini Haha.... Mungkin memang terkesan jelek, namun sebenarnya tidaklah demikian. Karena sejujurnya diri ini jauh lebih buruk dari pada itu Hahaha.... Buruk, bahkan saya merasa seakan-akan semua keburukan makhluk di dunia ada dalam diri ini. Dan yang jauh lebih buruk dari pada itu adalah diri ini tidak menyadari bahwasannya orang² disekitar merasa jijik, benci, dan terganggu dengan sifat diri ini.
"Tak tau diri!" Itulah mungkin julukan yang pas untuk diri ini. Karena maskipun mereka sudah menyalakan kode keras bahwasannya mereka terganggu atas kehadiran diri ini. Namun diri ini serasa telah menutup mata, dan telinga sehingga tidak bisa merasakan kode itu.
Saya sadar, bahwa saya bahwa saya bukanlah nabi, jadi tak sepatutnya diri ini menggurui dan menceramahi apalagi menghakimi mereka yang ada disekitarku, dan memandang sebelah mata mereka yang ada disekitar. Sekali lagi diri ini bukanlah nabi diantara kalian. Jadi tak sepantasnya diri ini bersikap arogan.
"Sombong!" Julukan lain yang melekat pada diri ini, karena diri ini kerap memamerkan kebolehan yang tak seberapa ini kepada hal layak. "Jijik Cok!" Mungkin kata itulah yang ingin mereka lontarkan pada diri ini, namun diri ini tak kunjung menyadari. "Bangsat!"
Kadang saya juga bingung, mengapa diri ini bisa demikian, karena diri ini juga tak kunjung sadar atas perilaku yang diperbuat, "Anjing memang!"
Bagaikan kaum Majusi yang kehilangan api, diri ini juga terkadang merasakan bingung "kenapa mereka menjauhi ku? Padahal kan diri ini hanya ingin berbagi pengetahuan berbalut kesombongan saja, apa yang salah sih?!"
Entah mereka yang tak asik, ataukah diri ini yang over arogan?!
Mungkin ini sudah waktunya untuk diri ini meninggalkan cangkang dan mencari dunia lain yang menerima saya. Namun semakin diri ini mencari dunia Ideal Milik Plato semakin diri ini tenggelam kepada ekspektasi Utopis yang membawa diri ini pada kenyataan yang distopis.
"Kenapa sih?! Whats wrong baby?!" Apakah seharusnya saya sendiri yang merubah diri ini? Namun kelihatannya mustahil. Selama diri ini masih memiliki Egosentris yang cukup tinggi, maka selamanya saya tak akan bisa merubah diri ini. Bahkan diri saya sendiri. "Fuck you All! Bitch!"
Okelah... Sepertinya bukannya saya harus mencari dunia Ideal milik Plato, tapi sudah seharusnya diri ini merubah sikap agar bisa menciptakan sendiri dunia Idial milikku sendiri...
Haha....oke, doakan saja ya teman²
*"H0r0R.....".....Ng3r1".....".S4T1R"*
Poles lagi jie
BalasHapus