Langsung ke konten utama

Dunia tertawa


          Pagi ini saya melakukan perjalanan dari kota M menuju ke kota J karena sudah tiba saatnya liburan usai ujian tengah semester.
          Saya dan kawan-kawan saya pun bersiap - siap dan segera meluncur ke kota J. Di tengah perjalanan, tepatnya di dalam bus dari terminal bus ada kejadian yg membuat saya terkejut, karena tiba2 terdengar suara pekik an yang terdengar hampir seperti suara monyet, namun setelah banyak orang yang mengerubunginya ternyata itu adalah burung beo, "katanya sih".
           Saya juga belum melihat sendiri karena burungnya di tempatkan didalam kantung kresek, dan hanya terdengar suara siulannya. Dan siulannya pun tdk terdengar seperti suara beo, karena jika beo itu bisa menirukan perkataan manusia, namun yg satu ini hanya bersiul dengan nada seperti "lagu happy birthday to you, siulan menggoda cewek, pancasila, maju tak gentar, sholawatan".
           Sontak siulan itu membuat geger seluruh isi bus, para penumpang, kenek, dan kondektur melakukan tawar menawar dan saling senggol untuk bisa mendapatkan burung beo tersebut. Namun mereka semua tidak membawa uang cash, mereka hanya menjanjikan dan menawarkan agar si bapak pemilik burung beo ini mau diajak kerumahnya karena uang cash nya ada disana.
            Namun sayang, bapak ini bersikeras, beliau tetap tidak mau menjual dengan alasan beliau butuh uang cash, bukan janji2 layaknya seorang pejabat, Eaaa... ✌️, Raut muka panik pun terpancar kepada setiap penawar dan disamping saya ada bapak² yang hanya bertugas sebagai kompor atau pemasar yg selalu mengatakan bahwa burung beo dengan harga 5jt itu sangatlah murah. Namun beliau tidak kunjung membelinya.
             Lambat laun karena tidak adanya kepastian, bapak itupun turun karena sudah sampai ditempat tujuan dan sejujurnya saya awalnya juga sempat tertarik karena dipengaruhi oleh suasana yg sangat mendukung dan melonjakkan harga burung beo tersebut. Namun 1 yg jadi pertanyaan saya adalah jika itu beo kenapa hanya bisa bersiul, bukannya berbicara layaknya manusia.
             Kemudian saya pulang dengan membawa rasa penasaran itu, sesampainya dirumah saya pun berbincang dengan kakak saya, awalnya hanya membahas sebatas dunia perkuliahan, namun lama kelamaan saya mulai bertanya perihal fenomena yg terjadi dalam bus itu, dan kakak saya tertawa terbahak-bahak, kemudian saya bertanya mengapa beliau tertawa sampi seperti itu. Dan beliau menjelaskan bahwa itu adalah modus penipuan paling klasik dan jadul, bahkan itu sudah ada sejak massa beliau merantau dulu, dan memang beliau menuturkan bahwasannya di daerah situ memang rawan dengan modus kejahatan seperti itu.
               Kemudian beliau juga memberikan tips agar tidak mudah tertipu oleh hal seperti itu, beliau juga menjabarkan beberapa kejahatan dalam bus dan berbagai macam modusnya. Sayapun berpikir dan merenungi fenomena tersebut, betapa besarnya pengaruh uang dalam kehidupan ini, hingga bapak tua pun rela menipu saudara satu spesiesnya yg mungkin dengan latar belakang tidak terlalu kaya atau bahkan serba kekurangan dan sangat kekurangan yg menjadi korban terkamannya.
                Saya tak habis pikir, bagaimana seorang bapak tua yg seharusnya memiliki kebijaksanaan yg tinggi, dan hati yg murah hati. Ternyata memiliki hati yg sangat keji. Saya tak habis pikir mengapa orang tua yg seharusnya kasih sayangnya melebihi kasih anak muda namun ternyata itu sirna karena digelapkan oleh harta. Saya tak tahu yg membuat bapak tersebut berbuat demikian, entah karena himpitan ekonomi, lilitan hutang, dan tekanan deeb collector yg terus menagih uang cicilan motor. Sedang dunia pun tertawa, miris, dan merasa prihatin namun tak bisa berbuat banyak untuk mereka yg terjebak dalam lingkaran kenikmatan yg fana ini.

Komentar