Langsung ke konten utama

Takaran

          "Sejak kapan sih ada takaran baik dan buruk?"

          Pertanyaan yang terdengar receh namun sulit untuk menjawabnya, dan ketika ada yang bisa menjawab pasti akan terus terbantah dan terjebak dalam dunia Dialegtika yang abadi.

           Akan banyak teori yang bermunculan bila membahas fenomena tersebut, namun anehnya kelahiran 1 teori akan melahirkan 10 bantahan terhadap teori tersebut, selalu mendebatkan hal itu yang terkesan kurang kerjaan,

    hahaha... Gak, cuma becanda... Sans..sans...

           Meskipun banyak teori yang terbantahkan namun ada satu teori yang menurut saya banyak di anut oleh banyak orang yaitu tentang teori kontrak sosial, teori ini cukup banyak disetujui oleh banyak masyarakat karena sepertinya memang teori inilah yang menurut saya paling rasional dan masuk akal.

          Teori kontrak sosial merupakan sebuah perjanjian yang mencakup hukum, norma, etika, dan lain sebagainya, yang disetujui oleh kelompok atau komunitas tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa memang tidak ada takaran yang pas mengenai fenomena ini. Namun melalui teori ini, kita dapat memahami bahwa sejatinya takaran etika itu memang tidak bisa di generalisasikan, karena semua norma atau klasifikasi baik buruk itu hanya berlaku pada komunitas-komunitas yang telah membuat norma dan batasan etikanya masing-masing.

             Jadi kita sebenarnya tak perlu memusingkan mengenai nilai baik dan buruk, indah dan jelek, atau berlomba dalam kebenaran. Karena itu semua kembali pada perspektif dan individu masing-masing.

             Tuhan saja tak memerintahkan kita untuk menjadi yang benar, karena gelar maha benar hanya milik tuhan. Misalkan dalam islam Allah SWT hanya berfirman Fastabiqhul khoirot bukannya Fastabiqul haq, karena kita hidup bukan untuk menjadi benar dan berlomba mencari kebenaran, namun memerintahkan kita berlomba dalam kebaikan.

Jadi mulai sekarang jangan saling menghakimi ya...

Komentar